Bawang Putih

Allium sativum Linn.

HERBAL UNTUK DISLIPIDEMIA

Bawang Putih

Allium sativum Linn.

Suku : Liliaceae

 

a.  Nama daerah

Bawang putih, bawang basihong, lasun, lasuna, palasuna, dasun, bawang handak, bawang pulak, ghabang pote, kesuna, lasuna mabida, lasuna mawuru, yantuna mopusi, pia moputi.

 

b. Bagian yang digunakan

           Umbi lapis

 

c. Deskripsi tanaman/simplisia

Bentuk berupa umbi lapis, warna putih atau putih keunguan, bau khas, rasa agak pahit. Umbi berlapis majemuk berbentuk hampir bundar, garis tengah 4-6 cm, terdiri dari 8-20 siung seluruhnya diliputi 3-5 selaput tipis serupa kertas berwarna putih, tiap suing diselubungi 2 selaput serupa kertas, selaput luar warna agak putih dan agak longgar. Bau khas aromatik tajam, rasa agak pedas lama kelamaan menimbulkan rasa agak tebal di bibir, warna kekuningan. Merupakan tanaman perennial tinggi 25-70 cm, memiliki batang yang lurus kaku atau sedikit membengkok. Daun memiliki permukaan yang datar dan lebar dari 4-25 mm.

 

d. Kandungan kimia

Alliin (alkilsistein sulfoksida), allylalliin, profenil alliin, dan allisin (termasuk gama glutamil). Umbi yang telah kering dan kemudian dilembabkan kembali dengan ragi akan menghasilkan minyak yaitu oligosulfida, ajoens (dialkil-trithiaalkana-monoksida) dan vinil dithiin fruktosa, saponin allisin, dan selenium.

 

e. Data keamanan

LD50 3034 mg/kg BB pada kelinci, per oral. Allii sativi bulbus (bawang putih) tidak mutagenik secara in vitro. Dapat menyebabkan ulkus pada gaster.

f. Data manfaat

1. Uji praklinik:

Pada cell line binatang dan manusia, terlihat penurunan lemak jaringan vaskular, pembentukan fatty streak, dan ukuran plak aterosklerotik.

2. Uji klinik:

Sebuah meta-analisis mereview 16 uji klinik random dengan control (14 paralel dan 2 cross-over) dari 952 subjek tentang efek Bulbus Allii sativi terhadap lipid dan lipoprotein serum. Dosis serbuk A. sativum (bawang putih) 600–900 mg/hari, atau umbi segar 10 g atau minyak 18 mg, atau ekstrak (dosis tidak disebut). Median lama terapi 12 minggu.

Subjek yang mendapat A. sativum (serbuk/bukan serbuk) menunjukkan rerata penurunan kolesterol total 12%, dan trigliserida serum 13% (hanya serbuk). Namun kualitas uji klinik kurang baik. Minyak bawang putih 0.25 mg/kg BB (15 g minyak setara 30 g umbi untuk BB 61 kg) menurunkan kadar kolesterol 18% setelah penggunaan 8 bulan (dari rerata 298 ke 244 mg/dL). Pemberian umbi 10 g setelah makan pagi selama 2 bulan menurunkan kadar kolesterol 15% (pada pasien dengan kolesterol 160-250 mg/dL). Pada 50 pasien dengan rerata kadar kolesterol 213 mg/dL penurunan kadar kolesterol total 16%. Pada uji klinik lain, A. sativum 7.2 g setiap hari selama 6 bulan pada 41 hiperkolesterolemia sedang (kolesterol darah 220-290 mg/dL) dibanding plasebo menunjukkan penurunan kolesterol total 6.1%, dan kadar LDL 4%.

Kajian sistematik terhadap potensi menurunkan lipid terhadap 8 studi dari 500 subyek yang mendapat serbuk A. sativum 600-900 mg menghasilkan penurunan serum kolesterol dan trigliserida sebesar 5-20%, dan disimpulkan bahwa serbuk bawang putih berpotensi menurunkan kadar lemak darah.

Mekanisme kerja: aktivitas antikolesterolemia dan antihiperlipidemia diduga karena kandungan diallil disulfida dan trisulfida yang menghambat hepatic-hydroxy-methylglutaryl-CoA (HMG-CoA) reductase dan peningkatan ekskresi garam empedu ke dalam feses dan mobilisasi lemak jaringan ke dalam sirkulasi.

 

g. Indikasi

Hiperlipidemia (Grade B), aterosklerosis (Grade C)

 

h. Kontraindikasi

Alergi terhadap bawang putih.

 

i. Peringatan

Mengkonsumsi dalam jumlah yang besar akan meningkatkan resiko pendarahan pascaoperasi. Hati-hati pada kehamilan dan laktasi

 

j. Efek Samping

Gastritis. Makan umbi segar, ekstrak atau minyak dalam keadaan perut kosong dapat menimbulkan heartburn, nausea, vomitus dan diare. Nafas dan keringat bau bawang putih. Orang yang belum pernah memakai obat ini mengalami sedikit alergi.

 

k. Interaksi

Pasien dalam terapi warfarin harus diperingatkan bahwa mengkonsumsi Allii Sativi Bulbus akan meningkatkan waktu pendarahan. Waktu lamanya pendarahan telah dilaporkan meningkat 2x untuk pasien. Tidak boleh diberikan bersamaan dengan antikoagulan dan antitrombotik clopidogrel karena dapat meningkatkan risiko perdarahan.

 

l. Posologi

1 x 1 kapsul lunak (500 mg ekstrak)/hari

 

SUMBER : PMK NO.6 TAHUN 2016 TENTANG FORMULARIUM OBAT HERBAL ASLI INDONESIA