Lidah Buaya

Aloe vera (L) Burm,F

HERBAL UNTUK KONSTIPASI

Lidah Buaya

Aloe vera (L) Burm,F

Suku : Liliaceae

 

a.  Nama daerah

Ilat boyo; letah buaya; Jadam, lidah buaya.

 

b. Bagian yang digunakan

           Daun.

 

c. Deskripsi tanaman/simplisia

Tumbuhan berair, panjang daun 30-50 cm dan lebarnya sekitar 10 cm; berwarna hijau (pada waktu muda terdapat bercak putih pada daunnya); bunga berbentuk pipa berwarna kuning terang, tersusun rapat dan memanjang, 25-35 cm.

Ekstrak yang dikeringkan berasal dari sel-sel persikel yang berbatasan dengan parenkim daun, dan secara spontan mengikuti potongan daun, disediakan dalam bentuk kering baik dengan atau tanpa pemanasan. Gel Aloe vera berupa musilago tidak berwarna, yang dihasilkan dari sel-sel parenkim daun Aloe vera (L.) Burm. F.

 

d. Kandungan kimia

Kandungan utama dari aloe berupa senyawa turunan hidroksiantron, sebagian besar jenis aloe-emodin-antron C-glikosida. Kandungan utama dikenal sebagai barbaloin (aloin) (15-40%). Juga mengandung hidroksiaolin (sekitar 3%). Babarloin merupakan campuran dari aloin A (10S) dan B.

 

e. Data keamanan

LD50  gel Aloe vera per oral pada tikus: > 64,0        mL/kg.

Ekstrak tidak menimbulkan efek teratogenik pada tikus, sampai dosis oral 1000 mg/kg BB, dan aloin A sampai dosis 200 mg/kg BB. NOEL Aloe polysaccharide, acemannan padatikus 50,000 ppm atau 4,1-4,6 g/kg BB/hari. Pada dosis efektif sebagai laksan pada tikus dan mencit memperlihatkan toksisitas akut dan subkronik yang lemah. Tidak memperlihatkan tanda-tanda toksisitas sampai dosis 50 mg/kg BB perhari untuk ekstrak selama 12 minggu dan 60 mg/kg BB perhari selama 20 minggu yang diberikan pada mencit. Tidak menimbulkan efek teratogenik, fetotoksik sampai dosis 1000 mg/kg BB untuk ekstrak dan 200 mg/kg BB untuk aloin A setelah pemberian oral pada tikus.

 

f. Data manfaat

1. Uji praklinik:

Mekanisme kerja: glikosid antraquinon (aloin, aloe emodin, dan barbaloin) merupakan merupakan laksan yang poten, mempengaruhi motilitas usus besar (penghambatan pompa Na+/K+ dan kanal Cl- pada membran kolon), mengakibatkan percepatan waktu transit pada kolon, dan mempengaruhi proses sekresi mukus dan klorida yang mengakibatkan peningkatan volume cairan. Komponen aloe-emodin-9-anthrone meningkatkan kadar air pada usus besar tikus.

Defekasi terjadi sekitar 6-12 jam karena diperlukan waktu transpor antraquinon ke kolon dan dimetabolisme manjadi senyawa aktif.

  2. Uji klinik:

Pemberian jus 0,04-0,17 g (setara 10-30 mg hidroksiantraquinon) bermanfaat pada pasien dengan konstipasi. Efek laksan Aloe terutama karena kandungan 1, 8-dihydroxyanthracene glycosides, aloin A dan B (barbaloin). Setelah pemberian oral, aloin A dan B, (yang tidak diabsorbsi di GI atas) dihidrolisis di kolon oleh bakteri usus dan menjadi metabolit aktif (terutama aloe-emodin-9-anthrone), yang bekerja sebagai stimulan dan iritan pada traktus GI. Efek laksan Aloe umumnya tidak terlihat sebelum 6 jam pasca pemberian, kadang sampai 24 jam atau lebih.

 

g. Indikasi

Konstipasi (Grand B).

 

h. Kontraindikasi

Obstruksi usus, stenosis, atoni, diare, atau konstipasi kronis. Inflamasi pada saluran cerna, anak < 10 tahun, kehamilan dan laktasi (dalam supervisi dokter). Kejang, hemoroid, nefritis, atau gejala gastrointestinal yang belum dapat didiagnosis seperti nyeri, mual dan muntah.

 

i. Peringatan

Hanya digunakan bila dengan diet atau sediaan pembentuk massa tidak berefek. Bila setelah 24 jam terjadi perdarahan per rektal atau tidak terjadi efek laksan, menandakan kondisi serius.

Penggunaan kronik dapat menimbulkan ketergantungan dan kebutuhan untuk meningkatkan dosis, gangguan keseimbangan air dan elektrolit (hipokalemia), dan atonia kolon dengan gangguan fungsi. Penggunaan > 2 minggu memerlukan supervisi medik. Semua laksan golongan anthroquinone (aloe, senna, cascara sagrada) dapat menimbulkan melanosis coli, colon katartik, dan mungkin peningkatan risiko Ca colorectal. Melanosis coli umumnya ditemukan setelah penggunaan minimum 9-12 bulan. Pigmentasi ini secara klinis tidak berbahaya dan akan hilang 4-12 bulan setelah obat dihentikan.

 

j. Efek Samping

         Spasme dan nyeri perut bisa terjadi pada pemberian dosis tunggal. Penggunaan berlebih menimbulkan gejala mual dan diare hebat. Jumlah elektrolit khusus kalium harus dimonitor khususnya pada anak dan orangtua. Penggunaan kronis dapat menimbulkan hepatitis, hipokalemia, hipokalsemia, asidosis metabolik, malabsorbsi, penurunan berat badan, albuminuria, dan haematuria, pigmentasi melanosik mukosa kolon (pseudomelanosis coli) biasanya bisa terjadi lagi dalam 4-12 bulan setelah pemberian diberhentikan.

 

k.  Interaksi

               Jangka panjang yang menyebabkan hipokalemia dapat meningkatkan potensi glikosida kardiotonik (digitalis, strofantus) dan obat antiaritmia seperti kuinidin.

 

l.  Posologi

Dosis tunggal 1 kapsul (100 mg ekstrak), malam (mulai kerja 8 jam). Aloe digunakan untuk periode singkat, maksimal 8-10 hari.

 

SUMBER : PMK NO.6 TAHUN 2016 TENTANG FORMULARIUM OBAT HERBAL ASLI INDONESIA